Fakta-Fakta Terkait Perekonomian Inggris Yang Sedang Tidak Baik

Fakta-Fakta Terkait Perekonomian Inggris Yang Sedang Tidak BaikSalah satu berita viral dari benua Eropa yang saat ini menjadi buah bibir banyak orang di berbagai penjuru dunia adalah tentang perekonomian Inggris. Di mana perekonomian Inggris saat ini dalam kondisi tidak baik akibat imbas dari perang dua negara yakin Rusia dan Ukraina. Bukan hanya itu saja penyebab krisis ekonomi di Inggris juga disebabkan karena tindakan Rusia yang membatasi kegiatan ekspor gas alam ke negara-negara Eropa. Untuk mengetahui informasi lengkapnya mengenai perekonomian Inggris langsung saja simak artikel di bawah ini.

5 Fakta Perekonomian Inggris Berada Di Ambang Resensi

Perang Rusia dan Ukraina yang hingga saat ini masih berlangsung membuat harga bahan pokok di Inggris terus mengalami peningkatan. Kondisi itu menyebabkan perekonomian di Britania Raya berada di ambang resensi. Salah satu fakta jika Inggris saat ini berada di ambang jurang resensi terbukti dari banyaknya warga yang memilih untuk mengurangi makanan dan menjadi pekerja seks agar bisa membeli BBM serta membayar tagihan listrik. Berdasarkan laporan dari kantor statistik Nasional laju perekonomian di Inggris turun hingga 0,3% tepatnya di bulan Agustus 2022 lalu. Bukan hanya itu saja untuk pertumbuhan ekonomi di bulan Juli juga direvisi ke bawah di mana yang tadinya 0,2% berubah menjadi 0,1%. Sedangkan untuk tingkat inflasi Inggris pada bulan Agustus mencapai angka 9,9%. Namun bukan hanya itu saja masih banyak lagi fakta-fakta terbaru terkait perekonomian Inggris yang saat ini berada di ambang resensi seperti berikut.

  • Perdana Menteri Memecat Menteri Keuangan

Fakta pertama yang menunjukkan jika perekonomian Inggris saat ini dalam kondisi tidak baik yaitu perdana menteri telah memecat Menteri Keuangan. Diketahui Menteri Keuangan itu baru menjabat selama 38 hari. Pemecatan itu terjadi pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2022. Pemecatan yang dilakukan oleh perdana Menteri Inggris itu dikonfirmasi sendiri oleh Kawrtang pada media sosial miliknya. Langkah itu diambil ketika Inggris terus menghadapi berbagai macam tekanan mulai dari kenaikan biaya hidup, inflasi yang terus meroket dan ancaman resensi di depan mata. Akhir-akhir ini perdana menteri menerapkan berbagai macam kebijakan ekonomi yang bisa dibilang sangatlah kontroversial untuk para elit Inggris. Salah satu kebijakan yang sangat kontroversial itu adalah rencana memotong tarif pajak penghasilan. Tepatnya di tanggal 23 September yang lalu perdana menteri dan Kwarteng mengumumkan langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Strategi itu meliputi pemangkasan tarif pajak hingga 45% serta meningkatkan peminjaman pemerintah.

  • Karyawan Pos Menuntut Kenaikan Upah

Tepatnya pada tanggal 13 Oktober 2022 sebanyak 115.000 pekerja Pos di royal Malin Inggris menggelar aksi mogok kerja. Mereka menuntut supaya kondisi kerja lebih baik lagi di tengah kenaikan biaya hidup. Bukan hanya itu saja dalam aksi mogok kerja tersebut para karyawan pos juga menuntut akan kenaikan upah. Diketahui reaksi itu berlangsung sekitar 19 hari. Selain karyawan Pos aksi mogok kerja itu juga dilakukan oleh staf kereta api, sopir bus, dan pengacara. Sama halnya dengan karyawan Pos mereka juga menuntut kenaikan upah dikarenakan inflasi yang terus melambung tinggi sehingga merusak standar hidup.

  • Sebanyak 6000 Karyawan Di Inggris Terancam PHK

Fakta berikutnya jika perekonomian di Inggris sedang dalam kondisi tidak baik bisa dilihat dari banyaknya karyawan yang terancam terkena PHK. Hal itu terbukti dari salah satu layanan pos terbesar di Inggris yakin Royal Malin telah mewanti-wanti bahwa akan memangkas karyawannya sebanyak 5000 hingga 6000 orang di bulan Agustus tahun depan yang disebabkan karena perselisihan dengan Serikat pekerja. Diketahui jika layanan pos terbesar di Inggris itu telah mengalami kerugian operasional mencapai angka 219 juta poundsterling Di semester pertama Tahun 2022. Sedangkan untuk total kerugian tahun ini diprediksi bisa mencapai angka 350 juta poundsterling. Angka itu diperkirakan dapat melonjak apabila konsumen berpindah ke layanan perusahaan lainnya yakin sebesar h 450 juta poundsterling.

  • Inggris Mengalami Krisis Gas

Menjelang musim dingin krisis biaya hidup yang ada di Inggris terus mengalami peningkatan. Kondisi itu diperparah lagi dengan pembatasan ekspor Gas alam cair oleh Rusia terhadap beberapa negara di Eropa termasuk Inggris. Krisis gas yang terjadi di Inggris benar-benar membuat penduduknya menderita. Di mana tagihan listrik dan biaya hidup kian melambung yang diakibatkan masyarakatnya kesulitan dalam mencari uang.

  • Warga Beralih Profesi Jadi Pekerja Seks

Menurut Niki Adam selaku juru bicara organisasi English Collective of Prostitutes mengatakan jika banyak warga Inggris yang beralih profesi menjadi pekerja seks komersial. Hal itu sengaja dilakukan oleh para perempuan di Inggris agar bisa memenuhi kebutuhan hidup yang tinggi seperti membayar tagihan listrik dan membeli makanan serta minuman. Diketahui pekerjaan seks komersial yang dilakukan oleh beberapa perempuan di Inggris itu dilakukan dengan berbagai cara seperti di jalan maupun secara virtual.

Diketahui krisis ekonomi di Inggris itu dari hari ke hari semakin parah imbas perang Rusia dan Ukraina yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan usai. Bukan hanya Inggris saja namun beberapa negara di Eropa juga mengalami hal serupa dengan Inggris. Kondisi itu membuat pemerintahan yang berada di zona Eropa rela menghabiskan uang hingga miliaran euro untuk melindungi bisnis dan lonjakan tagihan yang tinggi. Demikianlah ulasan singkat tentang 5 fakta jika Inggris berada di ambang jurang resensi.